Jakarta, 27 September 2025 — Surat kuasa pengambilan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) merupakan dokumen penting yang sering digunakan ketika pemilik kendaraan tidak bisa hadir langsung untuk mengambil dokumen tersebut. Meski terdengar sederhana, praktiknya banyak orang masih melakukan kesalahan dalam penyusunan maupun penggunaan surat kuasa ini. Padahal, kesalahan kecil dapat membuat proses pengambilan BPKB terhambat, bahkan ditolak oleh pihak terkait.
Artikel ini akan membahas berbagai kesalahan surat kuasa BPKB yang kerap terjadi serta memberikan tips agar Anda tidak mengulanginya.
1. Tidak Menggunakan Format Resmi
Kesalahan pertama yang sering dilakukan adalah tidak mengikuti format resmi. Beberapa orang membuat surat kuasa dengan gaya bebas, tanpa memperhatikan struktur yang lazim, seperti:
- Judul surat kuasa
- Identitas pemberi kuasa dan penerima kuasa
- Tujuan jelas (pengambilan BPKB)
- Tanda tangan dan materai
Tanpa struktur yang jelas, surat kuasa berisiko tidak diterima oleh pihak leasing, dealer, atau kepolisian.
2. Data Identitas Tidak Lengkap atau Salah
Kesalahan surat kuasa BPKB berikutnya adalah kelalaian dalam mencantumkan data identitas. Nama, nomor KTP, dan alamat pemberi serta penerima kuasa harus sesuai dengan dokumen asli. Sering kali, kesalahan penulisan satu huruf atau nomor sudah cukup membuat surat kuasa ditolak.
Tips: Selalu cocokkan data dengan KTP asli agar tidak terjadi perbedaan.
3. Lupa Menyertakan Fotokopi Dokumen Pendukung
Surat kuasa saja tidak cukup. Umumnya, pihak penerima BPKB juga membutuhkan dokumen pendukung berupa:
- Fotokopi KTP pemberi kuasa
- Fotokopi KTP penerima kuasa
- Fotokopi STNK
Jika dokumen ini tidak disertakan, proses pengambilan bisa terhambat.
4. Tidak Menggunakan Materai
Kesalahan klasik lainnya adalah tidak menggunakan materai pada surat kuasa. Materai berfungsi untuk mengesahkan dokumen secara hukum. Tanpa materai, surat kuasa dianggap kurang sah, dan kemungkinan besar ditolak.
5. Surat Kuasa Tidak Ditandatangani Kedua Pihak
Ada pula yang hanya menandatangani surat kuasa oleh pemberi kuasa saja. Padahal, beberapa instansi mewajibkan tanda tangan penerima kuasa juga. Hal ini sebagai bukti bahwa penerima kuasa bersedia menjalankan tugasnya.
6. Tujuan Surat Kuasa Tidak Spesifik
Beberapa orang membuat surat kuasa dengan tujuan terlalu umum, misalnya hanya menulis “untuk keperluan administrasi kendaraan.” Hal ini rawan menimbulkan multitafsir. Tujuan harus spesifik, yaitu untuk pengambilan BPKB kendaraan dengan detail nomor polisi atau nomor rangka.
7. Menyerahkan Surat Kuasa ke Orang yang Tidak Dipercaya
Meskipun terlihat sepele, kesalahan terbesar adalah memberikan surat kuasa kepada orang yang tidak terpercaya. Mengingat BPKB adalah dokumen penting, risiko penyalahgunaan sangat tinggi jika jatuh ke tangan yang salah.
Cara Menghindari Kesalahan Saat Membuat Surat Kuasa BPKB
Untuk menghindari berbagai kesalahan di atas, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
- Gunakan format resmi yang jelas dan rapi.
- Cocokkan identitas dengan KTP asli sebelum menulis.
- Lengkapi dokumen pendukung (fotokopi KTP, STNK, dan dokumen lain yang diminta).
- Jangan lupa menempelkan materai sesuai ketentuan.
- Pastikan kedua belah pihak menandatangani surat kuasa.
- Tulis tujuan spesifik: pengambilan BPKB kendaraan tertentu.
- Berikan kuasa hanya kepada orang yang benar-benar dipercaya.
Kesimpulan
Membuat surat kuasa pengambilan BPKB memang terlihat sederhana, namun kesalahan kecil bisa berdampak besar. Dari tidak lengkapnya identitas, tidak adanya materai, hingga tujuan yang tidak jelas, semuanya bisa membuat surat kuasa ditolak. Oleh karena itu, selalu perhatikan detail dan ikuti prosedur resmi agar proses pengambilan BPKB berjalan lancar.
Dengan memahami kesalahan surat kuasa BPKB yang umum terjadi, Anda dapat menyusun dokumen dengan lebih hati-hati dan menghindari kendala administratif di kemudian hari.
Rekomendasi slot gacor dengan rtp tertinggi hari ini → rtp slot

Leave a Reply