Pendahuluan
Menulis surat lamaran kerja adalah langkah awal yang krusial saat melamar pekerjaan. Surat ini adalah pintu pertama yang membuka peluang untuk diperhatikan oleh HRD. Namun, tidak sedikit pelamar yang gagal lolos seleksi administratif karena kesalahan dalam surat lamaran kerja, baik dari segi isi, struktur, maupun kesan yang ditimbulkan.
Kesalahan kecil, seperti salah mengetik nama perusahaan, bisa menjadi faktor penentu yang membuat surat lamaran langsung diabaikan. Artikel ini akan membahas kesalahan umum yang sering terjadi, lengkap dengan cara menghindarinya, agar Anda dapat menyusun surat lamaran yang lebih kuat, meyakinkan, dan sesuai standar profesional.
Mengapa Surat Lamaran Kerja Begitu Penting?
Meski kini banyak perusahaan menggunakan sistem aplikasi daring atau formulir online, menurut JobStreet, surat lamaran kerja tetap penting untuk menunjukkan:
- Motivasi Anda terhadap posisi yang dilamar
- Pemahaman Anda terhadap perusahaan
- Kemampuan komunikasi tertulis
- Keseriusan dalam melamar
Kesalahan dalam surat ini tidak hanya merusak kesan profesional, tetapi juga bisa menghilangkan peluang wawancara, terutama dalam seleksi awal.
Kesalahan Umum dalam Surat Lamaran Kerja

1. Menggunakan Template yang Sama untuk Semua Lamaran
Banyak pelamar mengandalkan satu format surat untuk semua lowongan. Mereka hanya mengganti nama perusahaan dan posisi, tanpa benar-benar menyesuaikan isi surat.
Dampaknya:
Surat terasa generik, tidak relevan, dan menunjukkan kurangnya ketertarikan terhadap posisi spesifik.
Cara Menghindarinya:
Selalu sesuaikan isi surat dengan posisi yang dilamar. Tunjukkan bahwa Anda paham kebutuhan perusahaan dan mampu mengisi peran tersebut.
2. Menyalin Isi CV ke Dalam Surat Lamaran
Surat lamaran bukan tempat untuk mengulang isi CV secara mentah. Ini adalah ruang untuk menceritakan motivasi dan menjelaskan bagaimana pengalaman Anda cocok dengan posisi yang dituju.
Dampaknya:
HRD merasa membaca dokumen yang sama dua kali. Hal ini membuang waktu dan mengurangi nilai surat lamaran.
Cara Menghindarinya:
Gunakan surat lamaran untuk menyoroti 1–2 pengalaman yang paling relevan, lalu jelaskan secara naratif bagaimana itu berkaitan dengan pekerjaan yang dilamar.
3. Terlalu Panjang atau Terlalu Pendek
Surat lamaran yang terlalu panjang cenderung melelahkan untuk dibaca, sementara yang terlalu pendek sering kali tidak cukup meyakinkan.
Dampaknya:
Surat tidak efektif menyampaikan pesan dan bisa menurunkan kesan profesional.
Cara Menghindarinya:
Tulis surat dalam 3–5 paragraf, idealnya sekitar 300–400 kata. Fokus pada poin utama tanpa bertele-tele.
4. Salah Menyebut Nama Perusahaan atau Posisi
Ini adalah kesalahan yang sangat fatal namun masih sering terjadi, terutama jika pelamar menggunakan surat template dan lupa mengganti bagian tertentu.
Dampaknya:
Membuat surat langsung dianggap tidak serius dan tidak layak dipertimbangkan.
Cara Menghindarinya:
Selalu cek kembali nama perusahaan, posisi, dan bahkan alamat jika disebutkan. Periksa surat dua kali sebelum dikirim.
5. Menggunakan Bahasa yang Terlalu Formal atau Terlalu Kasual
Surat lamaran harus profesional, tetapi bukan berarti kaku. Sebaliknya, terlalu santai juga membuat surat kehilangan nuansa formalitas.
Dampaknya:
Bahasa yang tidak sesuai menciptakan kesan negatif sejak awal.
Cara Menghindarinya:
Gunakan bahasa Indonesia baku, jelas, dan sopan. Hindari singkatan tidak umum dan frasa informal seperti “saya rasa saya cocok banget”.
6. Mengabaikan Format dan Tata Letak
Surat dengan format berantakan, margin tidak rapi, atau font yang tidak standar menunjukkan kurangnya perhatian terhadap detail.
Dampaknya:
Surat sulit dibaca dan terkesan tidak profesional.
Cara Menghindarinya:
Gunakan font standar seperti Calibri atau Times New Roman ukuran 11–12, margin rata, spasi 1.5, dan simpan dalam format PDF.
7. Tidak Menunjukkan Minat Terhadap Perusahaan
Banyak surat lamaran berfokus hanya pada pelamar, tanpa menunjukkan minat terhadap perusahaan.
Dampaknya:
Surat terasa egois dan kurang personal.
Cara Menghindarinya:
Sebutkan secara singkat alasan mengapa Anda tertarik pada perusahaan tersebut, baik karena visinya, budaya kerja, atau proyek yang mereka jalankan.
8. Terlalu Banyak Fokus pada Kekurangan
Beberapa pelamar menulis kalimat seperti “Meski saya tidak memiliki pengalaman…” yang terlalu menonjolkan kelemahan.
Dampaknya:
Fokus pembaca tertuju pada apa yang tidak Anda miliki, bukan pada potensi Anda.
Cara Menghindarinya:
Gantilah dengan pernyataan positif. Contoh: “Saya memiliki semangat belajar tinggi dan telah aktif dalam proyek-proyek mahasiswa yang relevan dengan posisi ini.”
9. Tidak Menyebut Posisi yang Dilamar
Surat lamaran tanpa penyebutan posisi menyulitkan HRD, apalagi jika perusahaan membuka beberapa lowongan sekaligus.
Dampaknya:
Lamaran Anda bisa terselip atau dianggap tidak spesifik.
Cara Menghindarinya:
Tuliskan secara jelas posisi yang Anda lamar di paragraf pembuka.
10. Typo dan Kesalahan Ejaan
Typo menunjukkan kurangnya ketelitian dan membuat surat tampak tidak serius.
Dampaknya:
Menurunkan kepercayaan terhadap kemampuan Anda secara keseluruhan.
Cara Menghindarinya:
Selalu baca ulang surat beberapa kali sebelum mengirim, atau minta bantuan orang lain untuk memeriksa.
Cara Membuat Surat Lamaran Kerja yang Bebas dari Kesalahan

Setelah mengetahui berbagai kesalahan umum, berikut beberapa tips praktis agar surat lamaran Anda lebih kuat dan profesional:
- Gunakan Struktur yang Jelas:
Paragraf pembuka → Penjelasan diri → Alasan melamar → Harapan → Penutup - Tulis dengan Bahasa yang Jelas dan Mengalir:
Hindari kalimat terlalu panjang atau berputar-putar. - Fokus pada Relevansi:
Tunjukkan mengapa Anda cocok dengan posisi yang ditawarkan, bukan sekadar menceritakan semua pengalaman Anda. - Periksa Format dan Tampilan:
Pastikan dokumen rapi, mudah dibaca, dan tidak berlebihan secara visual. - Sertakan Dokumen Pendukung yang Lengkap:
Lampirkan CV, portofolio (jika ada), ijazah, atau sertifikat yang relevan.
Contoh Kalimat Buruk vs Kalimat Perbaikan
Kalimat Buruk | Kalimat Perbaikan |
---|---|
“Saya tidak punya pengalaman, tapi saya ingin mencoba.” | “Saya memiliki semangat belajar tinggi dan cepat beradaptasi dengan hal baru.” |
“Saya harap Bapak/Ibu berkenan menerima saya bekerja di sini.” | “Saya berharap dapat berkontribusi secara langsung dalam tim perusahaan.” |
“Saya ingin melamar kerja karena saya belum punya pekerjaan.” | “Saya tertarik dengan visi perusahaan dan ingin terlibat dalam perkembangannya.” |
Kesimpulan
Kesalahan dalam surat lamaran kerja sering kali terlihat kecil, namun dampaknya bisa sangat besar. Dalam proses seleksi awal yang cepat dan kompetitif, surat lamaran adalah senjata pertama Anda untuk menarik perhatian. Jika surat Anda penuh kesalahan, peluang untuk lolos ke tahap wawancara bisa langsung tertutup.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang telah dibahas, dan menerapkan tips penulisan yang benar, Anda bisa menyusun surat lamaran kerja yang lebih efektif, profesional, dan memikat perekrut.
Ingat, satu surat lamaran yang baik bisa membuka satu pintu baru dalam karier Anda. Maka, pastikan setiap detailnya Anda perhatikan dengan serius.
Leave a Reply