Jakarta, 1 Oktober 2025 — Surat pernyataan merupakan salah satu dokumen penting yang sering digunakan dalam berbagai keperluan, mulai dari administrasi sekolah, pekerjaan, hingga perjanjian hukum. Namun, banyak orang masih melakukan kesalahan dalam menyusunnya. Padahal, kesalahan kecil dapat menimbulkan dampak besar, seperti ditolaknya dokumen atau bahkan menimbulkan masalah hukum.
Artikel ini akan membahas kesalahan umum surat pernyataan yang sering terjadi serta cara menghindarinya agar dokumen Anda terlihat profesional dan sah secara hukum.
1. Mengabaikan Struktur Dasar Surat
Kesalahan paling umum adalah tidak mengikuti struktur dasar surat pernyataan. Banyak orang menulis secara bebas tanpa memperhatikan urutan format. Padahal, surat pernyataan yang baik biasanya terdiri dari:
- Judul surat pernyataan
- Identitas lengkap pembuat pernyataan
- Isi pernyataan yang jelas
- Tanggal dan tempat dibuatnya surat
- Tanda tangan serta nama jelas
Cara menghindari: gunakan template baku atau periksa contoh resmi agar susunan surat tetap rapi dan mudah dipahami.
2. Identitas Tidak Lengkap atau Tidak Jelas
Kesalahan lain yang sering ditemui adalah penulisan identitas diri yang tidak lengkap, misalnya hanya mencantumkan nama tanpa nomor identitas atau alamat. Hal ini membuat surat kurang sah dan berpotensi menimbulkan keraguan.
Cara menghindari: pastikan mencantumkan data pribadi dengan lengkap, seperti:
- Nama lengkap
- Tempat dan tanggal lahir
- Alamat sesuai KTP
- Nomor identitas (KTP/SIM/Paspor)
3. Bahasa yang Tidak Resmi
Banyak orang menulis surat pernyataan dengan gaya bahasa sehari-hari, bahkan terkadang bercampur slang. Hal ini membuat surat terkesan tidak profesional.
Cara menghindari: gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan kalimat sederhana namun tetap formal. Hindari penggunaan singkatan yang tidak umum atau kata-kata gaul.
4. Isi Pernyataan Tidak Spesifik
Salah satu kesalahan umum surat pernyataan adalah isi yang terlalu umum atau bertele-tele. Misalnya hanya menulis “Saya menyatakan bertanggung jawab penuh” tanpa menjelaskan tanggung jawab atas apa.
Cara menghindari: tuliskan pernyataan secara jelas, spesifik, dan langsung pada inti persoalan. Semakin detail isi surat, semakin kuat pula kedudukan hukum dokumen tersebut.
5. Tidak Mencantumkan Tanggal dan Tempat
Banyak surat pernyataan yang lupa mencantumkan tanggal dan tempat dibuatnya surat. Padahal, hal ini sangat penting karena berkaitan dengan keabsahan dokumen jika sewaktu-waktu diperlukan.
Cara menghindari: selalu cek kembali bagian bawah surat dan pastikan ada keterangan tempat serta tanggal dibuatnya dokumen.
6. Tidak Menyediakan Saksi atau Legalitas
Dalam beberapa kasus, surat pernyataan membutuhkan tanda tangan saksi atau legalisasi dari pihak berwenang. Banyak orang mengabaikan hal ini, sehingga surat dianggap kurang kuat secara hukum.
Cara menghindari: jika surat pernyataan bersifat formal atau menyangkut masalah hukum, mintalah tanda tangan saksi atau lakukan legalisasi di kantor notaris atau lembaga terkait.
7. Tidak Memeriksa Ulang Sebelum Ditandatangani
Kesalahan terakhir yang paling sering terjadi adalah tidak melakukan pengecekan ulang. Typo, salah penulisan identitas, atau kalimat ambigu sering terlewatkan dan baru disadari setelah surat digunakan.
Cara menghindari: baca ulang seluruh isi surat, periksa ejaan, identitas, hingga tanda tangan sebelum menyerahkan atau menggunakan dokumen.
Kesimpulan
Membuat surat pernyataan tidak boleh dilakukan asal-asalan. Kesalahan kecil dapat membuat surat kehilangan nilai hukumnya. Beberapa kesalahan umum surat pernyataan yang sering terjadi antara lain struktur yang tidak jelas, identitas tidak lengkap, bahasa tidak resmi, isi kurang spesifik, hingga lupa mencantumkan tanggal dan saksi. Dengan memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, Anda dapat menyusun surat pernyataan yang rapi, profesional, serta memiliki kekuatan hukum yang sah.
Rekomendasi slot gacor hari ini → Konohatoto78
Leave a Reply