Jakarta, 6 August 2025 — Banyak orang tua merasa bingung ketika mendengar anaknya mulai menggunakan sistem SKS di sekolah atau kampus. Apalagi jika ini baru pertama kali di perkenalkan pada jenjang pendidikan yang lebih rendah dari biasanya. Tapi tenang, Anda tidak sendirian. Sistem Kredit Semester (SKS) memang terdengar teknis, namun sebenarnya konsep dasarnya cukup sederhana jika dipahami secara menyeluruh.
Agar Anda tidak makin bingung, mari kita bahas dari dasar: pengertian sistem SKS adalah sistem pembelajaran yang memberikan bobot pada setiap mata pelajaran dalam bentuk satua kredit. Dengan kata lain, beban belajar siswa di ukur berdasarkan jumlah SKS yang mereka ambil setiap semester. Konsep ini sudah lama digunakan di perguruan tinggi, dan kini mulai diadaptasi juga di tingkat pendidikan yang lebih awal seperti SMA.
Apa Itu SKS dan Kenapa Penting untuk Anak?

SKS adalah kependekan dari Sistem Kredit Semester. Dalam sistem ini, setiap mata pelajaran punya nilai kredit tertentu. Misalnya, Matematika bisa bernilai 3 SKS, sementara Seni Budaya bernilai 2 SKS. Nilai kredit ini merepresentasikan durasi belajar, jumlah tugas, dan kedalaman materi dari mata pelajaran tersebut.
Sistem ini memberi fleksibilitas kepada siswa untuk merancang beban belajar mereka sendiri. Artinya, siswa bisa mengambil mata pelajaran sesuai kemampuan dan minat, asalkan memenuhi total SKS minimum yang ditentukan. Ini memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab terhadap pilihannya—kemampuan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja kelak.
Apa Peran Orang Tua dalam Sistem SKS?
Sebagai orang tua, Anda tetap punya peran penting, meskipun anak Anda lebih mandiri dalam menentukan jadwal dan beban belajarnya. Pertama, Anda perlu memahami pengertian sistem SKS secara menyeluruh agar bisa berdiskusi dengan anak Anda dan membantunya mengambil keputusan terbaik. Kedua, Anda juga bisa memantau apakah anak Anda mengambil beban belajar yang seimbang—tidak terlalu berat, tapi juga tidak terlalu ringan.
Selain itu, orang tua juga bisa membantu anak memahami manajemen waktu, karena sistem SKS membutuhkan perencanaan yang matang. Ini bisa jadi kesempatan bagus untuk melatih anak dalam membuat prioritas dan tanggung jawab.
Tantangan dan Solusi dalam Sistem SKS

Memang tidak bisa dipungkiri, sistem SKS bisa jadi membingungkan di awal. Siswa mungkin merasa terbebani dengan pilihan mata pelajaran, atau justru salah strategi dalam memilih SKS yang terlalu padat. Di sinilah peran guru, wali kelas, dan orang tua sangat penting untuk memberikan panduan yang tepat.
Solusinya adalah dengan melakukan perencanaan belajar setiap awal semester, berdiskusi terbuka antara siswa dan orang dewasa, serta memanfaatkan sesi bimbingan akademik yang biasanya disediakan sekolah.
Yuk, Ikut Terlibat dalam Proses Belajar Anak
Sebagai orang tua, jangan hanya bertanya soal nilai. Tanyakan juga bagaimana perasaan anak tentang pilihan SKS-nya, apakah mereka merasa cocok dengan ritme belajarnya, dan apa tantangan yang mereka alami. Dukungan emosional seperti ini sering kali berdampak lebih besar daripada sekadar bantuan akademik.
Ingat, sistem SKS bukan semata soal jumlah jam belajar, tapi soal bagaimana anak membentuk kebiasaan belajar yang bertanggung jawab, fleksibel, dan sesuai dengan tujuan masa depannya. Semakin Anda terlibat, semakin besar peluang anak untuk sukses dalam sistem ini.
Leave a Reply