Jakarta, 11 November 2025 — Dalam dunia kerja yang profesional, setiap karyawan memiliki hak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Salah satu bentuk hak tersebut adalah cuti karena alasan keagamaan, seperti menunaikan ibadah haji, umrah, atau merayakan hari besar keagamaan seperti Natal. Untuk mengajukan cuti ini, diperlukan dokumen resmi berupa surat permohonan cuti keagamaan yang disampaikan kepada atasan atau HRD perusahaan.
Surat ini menjadi bukti formal bahwa karyawan berencana meninggalkan tugas sementara waktu dengan alasan yang sah, sekaligus menjaga komunikasi profesional antara pegawai dan perusahaan.
Mengapa Surat Cuti Keagamaan Itu Penting?
Surat cuti keagamaan bukan sekadar formalitas administratif. Dokumen ini memiliki peran penting untuk:
- Menjaga Transparansi dan Tanggung Jawab
Dengan surat cuti, atasan mengetahui kapan karyawan akan meninggalkan pekerjaan dan kapan akan kembali bekerja. Hal ini membantu perusahaan mengatur pembagian tugas selama cuti berlangsung. - Memberi Bukti Legal di Catatan HRD
Surat cuti akan disimpan sebagai dokumen resmi di bagian kepegawaian, yang nantinya berguna untuk rekam data absensi dan administrasi personalia. - Menjaga Etika Profesionalisme
Mengajukan cuti melalui surat menunjukkan sikap profesional, menghargai aturan kerja, dan mematuhi prosedur perusahaan.
Struktur Umum Surat Permohonan Cuti Keagamaan
Agar surat terlihat profesional dan mudah dipahami, perhatikan struktur penulisannya sebagai berikut:
- Kop Surat (jika diperlukan)
Gunakan kop perusahaan jika surat diajukan secara resmi dari instansi. - Tempat dan Tanggal Penulisan Surat
Cantumkan di pojok kanan atas surat. - Tujuan Surat
Tulis kepada siapa surat ditujukan, misalnya kepada HRD atau pimpinan langsung. - Salam Pembuka dan Isi Surat
Jelaskan alasan cuti dengan sopan, termasuk waktu keberangkatan dan perkiraan kembali. - Penutup dan Tanda Tangan
Akhiri dengan ucapan terima kasih dan tanda tangan pemohon.
Contoh Surat Cuti Keagamaan untuk Ibadah Haji
Kepada Yth.
Kepala HRD PT Maju Sejahtera
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Ahmad Syaifullah
Jabatan: Staff Keuangan
NIP: 1987654321
Dengan ini mengajukan surat permohonan cuti keagamaan untuk menunaikan ibadah Haji pada tanggal 10 Mei 2025 hingga 30 Juni 2025. Selama periode tersebut, saya akan berhalangan hadir di kantor.
Saya berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh tanggung jawab pekerjaan sebelum keberangkatan, serta memastikan alur pekerjaan tetap berjalan dengan baik selama saya menjalankan ibadah.
Demikian surat ini saya ajukan. Atas perhatian dan izinnya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Tanda tangan)
Ahmad Syaifullah
Contoh Surat Cuti Keagamaan untuk Umrah
Kepada Yth.
Kepala HRD CV Berkah Sentosa
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Rizky Ramadhani
Jabatan: Marketing Executive
Bersama ini saya bermaksud mengajukan surat permohonan cuti keagamaan untuk menunaikan ibadah Umrah pada tanggal 12 Januari 2025 sampai dengan 25 Januari 2025.
Selama masa cuti, saya telah berkoordinasi dengan rekan satu tim untuk memastikan seluruh pekerjaan tetap berjalan lancar.
Demikian surat permohonan ini saya ajukan, semoga dapat dikabulkan sesuai ketentuan perusahaan.
Hormat saya,
(Tanda tangan)
Rizky Ramadhani
Contoh Surat Cuti Keagamaan untuk Natal
Kepada Yth.
Manajer Personalia PT Global Vision
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Maria Christina
Jabatan: Customer Service
Bermaksud untuk mengajukan surat permohonan cuti keagamaan dalam rangka perayaan Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember 2025. Saya bermohon cuti dari tanggal 24 hingga 26 Desember 2025, untuk melaksanakan ibadah serta berkumpul bersama keluarga.
Saya berjanji akan kembali bekerja tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan.
Demikian surat permohonan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab. Atas perhatian dan pengertiannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Tanda tangan)
Maria Christina
Tips Membuat Surat Cuti Keagamaan yang Profesional
- Gunakan Bahasa Formal dan Sopan
Hindari bahasa sehari-hari. Gunakan diksi profesional seperti “dengan hormat”, “bermaksud mengajukan”, dan “atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih”. - Cantumkan Tanggal Secara Jelas
Tanggal mulai dan berakhirnya cuti harus disebutkan untuk menghindari kesalahpahaman. - Lengkapi dengan Data Diri dan Jabatan
Sertakan nama lengkap, posisi jabatan, serta NIP (jika karyawan instansi pemerintah). - Sampaikan dengan Etika
Hindari nada memerintah. Surat ini bersifat permohonan, bukan pemberitahuan sepihak.
Kesimpulan
Menyusun surat permohonan cuti keagamaan adalah langkah penting bagi karyawan yang ingin menjalankan kewajiban ibadah dengan tetap menghormati aturan perusahaan. Baik untuk keperluan Haji, Umrah, maupun Natal, surat yang tersusun rapi menunjukkan profesionalisme sekaligus menjaga hubungan baik antara karyawan dan perusahaan.
Pastikan format surat yang digunakan sesuai dengan ketentuan instansi masing-masing, dan ajukan permohonan cuti jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.
Ayo bergabung di situs slot 2025 terbaik terpercaya dan daftar sekarang juga di → Konohatoto78

Leave a Reply