Jakarta, 12 November 2025 — Kehilangan anggota keluarga tentu menjadi momen paling berat dalam hidup. Dalam situasi seperti itu, sering kali seseorang membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, menghadiri pemakaman, atau mendampingi keluarga yang berduka. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan secara formal adalah menulis surat permohonan cuti kematian kepada atasan atau pihak HRD di tempat kerja.
Berkasinaja akan membahas secara mendalam tentang cara membuat surat tersebut dengan bahasa profesional, sopan, dan sesuai etika kerja.
Mengapa Surat Cuti Kematian Diperlukan?
Meskipun situasinya darurat, pengajuan cuti tetap harus dilakukan secara resmi. Surat permohonan cuti kematian berfungsi sebagai dokumen administrasi yang mencatat izin ketidakhadiran karyawan karena alasan duka cita.
Surat ini membantu perusahaan memahami alasan ketidakhadiran serta menentukan durasi cuti yang sesuai. Selain itu, surat ini juga menjadi bukti bahwa karyawan tetap memtahui prosedur kerja meskipun dalam kondisi sulit.
Ketentuan Umum Cuti Karena Kematian
Setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda mengenai cuti karena kematian. Namun, umumnya diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat (2), yang menyebutkan bahwa pekerja berhak atas cuti dengan upah penuh apabila:
- Suami atau istri meninggal dunia → 2 hari cuti
- Anak, menantu, orang tua, atau mertua meninggal dunia → 2 hari cuti
- Anggota keluarga serumah meninggal dunia → 1 hari cuti
Dengan acuan ini, surat permohonan cuti kematian perlu mencantumkan hubungan keluarga dengan almarhum agar permohonan dapat segera disetujui.
Struktur dan Format Surat Permohonan Cuti Kematian
Agar terlihat profesional dan mudah dipahami, surat permohonan cuti kematian sebaiknya disusun dengan format berikut:
- Kop surat (bila perlu, jika menggunakan kertas resmi perusahaan)
- Tempat dan tanggal pembuatan surat
- Nama dan jabatan penerima surat (misalnya HRD atau atasan langsung)
- Isi surat, yang berisi:
- Identitas karyawan
- Alasan pengajuan cuti
- Hubungan dengan almarhum/almarhumah
- Lama waktu cuti yang diajukan
- Penutup dan ucapan terima kasih
- Tanda tangan dan nama lengkap pengirim
Contoh Surat Permohonan Cuti Karena Kematian
Berikut contoh surat yang bisa dijadikan referensi untuk situasi duka cita:
SURAT PERMOHONAN CUTI KEMATIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu [Nama Atasan/HRD]
[Posisi atau Nama Perusahaan]
di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: [Nama Lengkap]
Jabatan: [Jabatan Anda]
Departemen: [Nama Departemen]
Dengan ini mengajukan surat permohonan cuti kematian selama [jumlah hari] terhitung mulai tanggal [tanggal mulai cuti] hingga [tanggal berakhir cuti], karena [sebutkan hubungan keluarga, misalnya ayah kandung] saya telah meninggal dunia pada tanggal [tanggal meninggal].
Saya bermaksud memanfaatkan waktu tersebut untuk menghadiri prosesi pemakaman dan mendampingi keluarga dalam masa berduka.
Demikian surat ini saya ajukan. Atas perhatian dan pengertiannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(tanda tangan)
[Nama Lengkap]
Tips Menulis Surat Cuti yang Sopan dan Profesional
Agar surat permohonan cuti kematian diterima dengan baik, perhatikan beberapa hal berikut:
- Gunakan bahasa formal dan lugas. Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan atau emosional.
- Cantumkan durasi cuti dengan jelas. Ini penting untuk penyesuaian jadwal kerja.
- Kirim secepat mungkin. Jika memungkinkan, kirimkan surat segera setelah mengetahui kabar duka, baik dalam bentuk fisik maupun email.
- Lampirkan bukti pendukung (opsional). Misalnya surat keterangan kematian dari pihak berwenang, untuk keperluan administrasi HR.
Format Digital dan Email Cuti Kematian
Di era digital, banyak perusahaan mengizinkan pengajuan cuti melalui email atau sistem HR online. Prinsip penulisannya tetap sama seperti surat resmi, hanya saja disesuaikan dengan format digital.
Contoh subjek email yang bisa digunakan:
Subjek: Permohonan Cuti Kematian – [Nama Lengkap]
Isi email bisa meniru format surat di atas, dengan tambahan kontak aktif agar HRD mudah menghubungi jika diperlukan konfirmasi.
Kesimpulan
Membuat surat permohonan cuti bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk tanggung jawab dan profesionalisme sebagai karyawan. Dengan menulis surat secara sopan, lengkap, dan sesuai prosedur, perusahaan akan lebih mudah memahami situasi duka yang Anda alami.
Selain itu, surat yang disusun dengan benar menunjukkan kedewasaan dalam bersikap, meskipun sedang berada dalam masa sulit. Pastikan selalu mengikuti aturan cuti perusahaan agar proses pengajuan berjalan lancar dan penuh empati.
Ayo bergabung di situs slot 2025 terbaik terpercaya dan daftar sekarang juga di → Konohatoto78

Leave a Reply